Senin, 24 Oktober 2016

EKONOMI MANAJERIAL

Teknik Optimisasi


Untuk menjawab pertanyaan berapa besarnya laba yang layak untuk ditentukan oleh perusahaan, maka perlu melakukan penghitungan penentuan laba dengan teknik optimisasi (optimization technique).
Teknik ini merupakan aplikasi dari teori ekonomi yang digunakan sebagai ilmu pengambilan keputusan bagi manajer agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Teknik optimisasi sendiri beragam, antara lain: teknik Optimasi dengan Kalkulus, Optimisasi Multivariate, Optimisasi Terkendala (constrained optimization).
  1. Teknik optimisasi dengan kalkulus (optimization with calculus).
Sebagaimana namanya, teknik ini menggunakan perhitungan-perhitungan matematis (kalkulus).  Teknik ini digunakan untuk:
    1. menentukan nilai maksimum atau minimum output produksi yang dapat menciptakan laba maksimal. Caranya adalah menggunakan turunan atau derivasi tingkat satu dari suatu fungsi,
    2. membedakan antara nilai maksimum dan minimum. Caranya adalah dengan menggunakan turunan atau derivasi tingkat kedua.

Contoh:
Manajer suatu perusahaan tentu ingin perlu menghitung berapa laba maksimal yang dapat dicapai. Maka untuk menentukan laba maksimum tentu perlu 

2. Optimasi Multivariat (Multivariate optimization).

Optimisasi multivariate merupakan proses penentuan nilai maksimum atau minimum atas suatu fungsi yang memiliki dua atau lebih variabel. Langkah yang perlu ditempuh adalah terlebih dahulu melakukan derivasi secara partial dan kemudian mengujinya dengan melalui proses maksimisasi fungsi multivariabel. Oleh karena itu sering disebut partial derivative.
Contoh-contoh yang di bahas di atas masih mengasumsikan variabel dependen hanya dipengaruhi oleh satu variabel saja. Padahal dalam realita, hubungan ekonomi seringkali menunjukkan bahwa satu variabel dependen dapat dipengaruhi oleh dua variabel bebas sekaligus atau bahkan lebih. Sebagai contoh, total revenue mungkin saja dipengaruhi (atau fungsi dari) output dan advertising secara sekaligus. Total cost

3. Constrained Optimization


Dua teknik optimisasi yang telah di bahas di atas adalah menggunakan asumsi tidak ada kendala. Padahal, dalam praktik manajerial sangat mungkin untuk timbulnya kendala. Sehingga keinginan untuk memaksimisasi profit juga tidak sesuai yang diharapkan. Kendala-kendala tersebut dapat berupa terbatasnya kapasitas produksi, tidak tersedianya tenaga terampil, kelangkaan bahan baku, adanya masalah legal, konflik dengan lingkungan, dan sebagainya. Untuk menghitung optimisasi profit dalam kondisi terkendala, maka dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu, dengan optimasi terkendala biasa atau dengan metode lagrangian multiplier.


 Sumber : Supawi Pawenang, 2016, Akuntansi Biaya, Uniba

EKONOMI MANAJERIAL

Sifat dan Fungsi Laba


Laba adalah total pendapatan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan. Biaya-biaya yang dikeluarkan dapat berupa sejumlah pengeluaran kas yang digunakan untuk semua pembelian atau semua pembayaran yang terkait dengan operasional perusahaan. Biaya tersebut meliputi biaya upah dan gaji tenaga kerja, untuk memperoleh material, bunga kapital, sewa tanah dan bangunan, membeli peralatan, dan lain-lain. Jumlah biaya seperti itu disebut dengan biaya akuntansi (accounting cost or explicit cost).  Laba yang dihitung berdasarkan pengurangan antara total pendapatan dengan explicit cost disebut dengan laba bisnis. Berbeda dengan laba ekonomi yang merupakan laba bisnis dikurangi lagi dengan implicit cost.
Implicit cost ini meliputi nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusahan. Bentuk dari implicit cost  ini antara lain berupa biaya opportunity. Yaitu biaya yang timbul akibat hilangnya potensi laba pada bisnis tertentu akibat mejalankan bisnis yang lain.
Perlunya konsep laba bisnis dan laba ekonomi ini dibahas adalah untuk mengukur tingkat pencapaian laba normal, melalui pembandingan atas usaha sejenis. Laba yang dilaporkan dalam pasar persaingan sempurna adalah perhitungan laba bisnis, yang hanya mencerminkan tingkat pengembalian atas investasi modal yang normal dan pembayaran untuk masukan lain sebagai penunjang operasional perusahaan.

Teori Laba

Tingkat laba biasanya berbeda-beda tergantung pada jenis industrinya. Tingkat laba industri tekstil berbeda dengan perdagangan, properti, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan perolehan laba tersebut. Diantaranya adalah:
  1. Teori pembuangan risiko. Teori ini mensyaratkan perolehan laba di atas normal.
  2. Teori Friksi. Teori ini menyatakan bahwa pasar sering kali bergejolak, tidak selalu pada kondisi ekulibirium.
  3. Teori Monopoli. Monopoli dapat terjadi akibat adanya faktor-faktor seperti skala ekonomi, persyaratan permodalan yang tinggi, adanya hak parten, perlindungan impor, pengusaan sumber daya, perlindungan pemerintah, dan lain-lain.
  4. Teori Inovasi. Teori ini menyatakan bahwa inovasi sering mengakibatkan suksesnya penjualan yang dapat berakibat pada meningkatnya perolehan laba.
  5. Teori efisiensi manajemen. Teori ini menyatakan bahwa rata-rata perusahaan yang mampu memperoleh laba di atas normal adalah perusahaan yang menjalankan manajerialnya dengan efisien dan efektif.
  6. Teori Kompensasi. Teori ini menyatakan bahwa tingkat laba di atas normal dapat dicapai jika perusahaan mampu melayani kebutuhan konsumennya dengan baik.

Peran laba

Laba penting bagi perusahaan karena:
1.  laba sebagai sumber pembiayaan, seperti:
  • peningkatan kualitas SDM
  • perluasan produk
  • perluasan pasar
  • pembiayaan lainnya

2. laba sebagai ukuran pembayaran pajak
3. laba sebagai ukuran untuk membagi hasil usaha (deviden)
4. laba merupakan cerminan kesehatan operasional perusahaan.
5. laba sebagai sumber pembiayaan kesejahteraan.
6. laba sebagai sumber pembiayaan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.

Laba sering disimbolkan dengan π (baca: pi) yang merupakan singkatan dari kata profit. Sehingga rumusnya sering dituliskan sebagai berikut:
π = TR – TC

Rumus tersebut jika dikaitkan dengan ekonomi manajerial, atau keputusan manajemen maka muncul pertanyaan-pertanyaan: bagaimana supaya laba meningkat? Kapan laba itu mencapai titik optimal? Berapa laba yang cocok untuk diambil?
Dari pertanyaan pertama dapat dijawab sebagai berikut:

π = TR – TC

artinya, ada berbagai alternatif untuk meningkatkan laba, caranya adalah:
  1. TR ditingkatkan dan menjaga TC dalam kondisi tetap. Artinya hasil penjualan harus diperbanyak. Untuk meningkatkan hasil penjualan tersebut, maka dapat meningkatkan harga (P) atau meningkatkan kuantitas (Q) atau kedua-duanya. Komposisinya dapat menjadi P ditingkatkan sementara Q tetap, atau Q ditingkatkan sementara P tetap, atau baik Q ataupun P dua-duanya dinaikkan.
  2. TC diturunkan. Artinya, total pengeluaran diefisienkan yang dapat dilakukan dengan pengefektifan penggunaan sumber daya. Caranya:
    1. memanfaatkan sumber daya seefektif mungkin atau memaksimalisasi kapasitas. Ini terutama terkait dengan penggunaan biaya tetap (FC). Jika penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya (mis: mesin) sesuai dengan kapasitasnya maka akan efektif dan otomatis akan efisien. Jika penggunaan sumberdaya melebihi kapasitas atau lebih rendah dari kapasitas terpasang, maka akan menimbulkan ketidakefektifan dan ketidakefisienan yang tentunya berkorelasi positif dengan biaya. Pemakaian sumberdaya lebih kecil dari kapasitasnya akan menyebabkan idle capacity.  Pemakaian melebihi kapasitas akan menimbulkan biaya-biaya tambahan, biaya-biaya dampak, yang cenderung merugikan.
    2. Menekan biaya variabel, dengan cara menghitung dengan cermat marginal cost atas suatu produk yang dihasilkan. Marginal cost adalah biaya tambahan akibat menghasilkan satu tambahan produk lagi.

Titik optimal Laba

 
 Pertanyaan tentang kapan laba perusahaan mencapai titik optimal sangat penting untuk dijawab, karena dengan jawaban itu dapat memberikan petunjuk bahwa pada titik produksi tertentu akan mencapai laba optimal, sebelum dan sesudah titik tersebut justru yang terjadi adalah kerugian. Untuk menjelaskan titik optimal laba perusahaan, maka perlu untuk mengekspresikan hubungan-hubungan ekonomi ke dalam model yang biasa digunakan dalam teori ekonomi, yaitu model matematika (persamaan), tabel, ataupun grafik. Tujuannya adalah untuk mempermudah penjelasan.
 
 
 
 Sumber : Supawi Pawenang, 2016, Akuntansi Biaya, Uniba

EKONOMI MANAJERIAL

EKONOMI MANAJERIAL


Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial
Ruang lingkup ekonomi manajerial, mengurai tentang apa itu ekonomi manajerial, ilmu-ilmu apa saja yang melatarbelakangi, serta apa saja kegunaan-kegunaan dari ekonomi manjerial.
Ekonomi Manajerial merupakan suatu nama mata kuliah yang materi utamanya adalah membahas tentang kerja manajer dalam memanajemeni suatu perusahaan. Karena di dalam manajemen perusahaan mempunyai banyak tujuan dan juga banyak permasalahan yang dihadapi, maka Ekonomi Manajerial akan menekankan pada pokok-pokok bahasan bagaimana manajer mencapai tujuan perusahaan, serta mengatasi permasalahan yang ada.
Dari sifatnya, tujuan perusahaan dapat digolongkan sebagai tujuan antara dan tujuan utama. Tujuan antara ini misalnya: menguasai pasar, memenangkan persaingan, menjaga stabilitas operasional perusahaan, menjaga konsistensi karyawan, menguatkan citra perusahaan, dan sebagainya. Namun tujuan antara ini akan bermuara pada tujuan utama perusahaan, yaitu laba. Demi untuk mencapai tujuan utama, sering kali perusahaan dihadapkan dengan berbagai permasalahan-permasalahan yang harus senantiasa diatasi. Para manajer wajib berfikir secara kritis guna mengidentifikasi timbulnya permasalahan, mencari berbagai alternatif solusi, penerapan keputusan solusi, dan sebagainya.
Jika diidentifikasi dengan sesama, masalah-masalah yang dihadapi manajerial  sangat banyak dan beragam. Beberapa masalah itu antara lain: seberapa besar laba yang ingin dicapai, jenis produk apa dan berapa jumlah produksi yang harus dilakukan, teknik produksi apa yang ditentukan, berapa biaya produksi maupun pemasaran yang memadai, bagaimana daya serap pasar, berapa tingkat elastisitas pasar, berapa investasi dan pendanaan yang diperlukan, berapa harga produk yang bisa diserap pasar, dan sebagainya. Semua masalah-masalah itu merupaka masalah manajerial yang perlu diatasi oleh manajer. Hanya saja untuk mengatasi masalah itu tidak mudah. Perlu memperhatikan teori-teori yang berkaitan dengan perusahan, seperti teori produksi, teori perilaku konsumen, teori harga, teori laba, dan sebagainya. Banyak alat dan teknik analisis yang bisa digunakan oleh manajer perusahaan, seperti: teknik optimasi, peramalan bisnis, teori permainan (game theory), analisis numerik, estimasi permintaan, analisis statistik, dan sebagainya. Antara teori-teori dan teknik pengambilan keputusan ini yang dipadukan oleh manajer perusahaan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Perpaduan antara teori ekonomi dan teknik pengambilan guna pengambilan keputusan dalam menangani masalah-masalah manajerial ini yang disebut dengan metodologi ekonomi manajerial. Karena perpaduan keduanya itu dalam melaksanakan mewujudkannya dalam pengunaan teori, metode, alat-alat (tools), dan teknik analisis yang berguna untuk pemecahan masalah (problem solving) atas masalah-masalah manajerial, bisa pula untuk mengukur kekuatan ekonomi perusahaan, menjabarkan konsekuensi dari keputusan yang diambil, mengetahui perilaku manajerial, dan mengukur kekuatan organisasi. Oleh karena itu metodologi ekonomi manajerial ini penting bagi pengambilan keputusan di dunia bisnis.
Masalah-masalah yang dihadapi perusahaan bisa berasal dari internal perusahaan sendiri dan juga berasal dari factor eksternal perusahaan. Terlebih pada era globalisasi sekarang ini, dimana factor informatika dan telekomunikasi demikian kuatnya, ditambah dengan gebyar media massa yang semakin variatif, maka dalam keilmuan ekonomi manajerial perlu membahas teori yang bersifat mikro sekaligus makro. Oleh karena itu, di dalam ekonomi manajerial dibutuhkan pengetahuan teori-teori ekonomi (terutama teori aplikatif perusahaan) serta teknik-teknik pengambilan keputusan. Dua hal ini akan digabungkan untuk mengatasi problem manajerial yang sering terjadi pada wilayah manajerial seperti permasalahan pada keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, serta operasi dan produksi. Penjelasan di atas jika diwujudkan dalam bentuk skema bisa tertera seperti di bawah ini:

Skema di atas menggambarkan skope dari ekonomi manajerial. Dari skope tersebut diketahui bahwa ekonomi manajerial menerangkan tentang penerapan teori-teori ekonomi dan alat-alat analisis untuk pengambilan keputusan yang diterapkan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien.
Tentu saja penerapan metodologi ekonomi manajerial di atas dapat digunakan pada organisasi profit (atau perusahaan) maupun non profit (seperti sekolah, rumah sakit, organisasi pemerintah, dan sebagainya), karena problem manajerial tetap muncul pada organisasi-organisasi itu. Perusahaan misalnya, mempunyai keinginan untuk memperoleh keuntungan yang banyak, tetapi dapat saja terkendala oleh input produksi (akibat kelangkaan, kerusakan mesin, mogoknya pekerja, peraturan n sebagainya).

 Sumber : Supawi Pawenang, 2016, Akuntansi Biaya, Uniba
supawi-pawenang.blogspot.com 
http://uniba.ac.id/home