BAB IV
- Pengertian
Regresi Linear Berganda
Regresi
linier dengan 2 (dua) variabel (yaitu variabel Y dan X) atau biasa disebut
dengan single linier regression. Pada bab ini jumlah variabel yang
digunakan akan ditambah menjadi lebih banyak, yaitu satu variabel Y dan jumlah variabel
X nya lebih dari 1 (satu) variabel. Artinya, variabel X bisa berjumlah 2, 3,
atau lebih. Jumlah X yang lebih dari satu tersebut terkenal dengan istilah
Regresi Linier Berganda atau multiple linier regression. Bertambahnya jumlah
variabel X hingga lebih dari satu sangat memungkinkan, karena dalam keilmuan social
semua faktor-vaktor atau variabel-variabel saling berkaitan satu dengan
lainnya. Sebagai misal, munculnya inflasi tentu tidak hanya dipengaruhi oleh
bunga deposito (budep) saja seperti yang telah diterangkan di atas, tetapi sangat
mungkin dipengaruhi oleh faktor lain seperti perubahan nilai tukar (kurs),
jumlah uang beredar, kelangkaan barang, dan lain-lain.
Berbagai
alasan yang dijelaskan di atas, maka untuk semakin memperjelas perihal
terjadinya inflasi, dapat dicoba menambah satu variabel penduga (X2) yaitu Kurs,
yang menggambarkan nilai tukar IDR terhadap USD, pada kurun waktu yang sama
dengan data sebelumnya yaitu antara Januari 2001 hingga Oktober 2002. Karena
jumlah variabel X tidak lagi satu melainkan sudah dua, maka analisa yang akan
digunakan adalah analisa regresi linier berganda. Dengan bertambahnya variabel
Kurs sebagai variabel penduga, maka data yang dianalisis pun bertambah hingga
menjadi sebagai berikut:
Perubahan
model dari bentuk single ke dalam bentuk multiple mengalami
beberapa perubahan, meliputi:
1.
jumlah variabel penjelasnya bertambah, sehingga
spesifikasi model dan data terjadi penambahan.
2.
rumus penghitungan nilai b mengalami
perubahan,
3.
jumlah degree of freedom dalam
menentukan nilai t juga berubah.
- Model
Regresi Linear Berganda
Penulisan
model regresi linier berganda merupakan pengembangan dari model regresi linier
tunggal. Perbedaannya hanya terdapat pada jumlah variabel X saja. Dalam regresi
linier tunggal hanya satu X, tetapi dalam regresi linier berganda variabel X
lebih dari satu. Model regresi linier umumnya dituliskan sebagai berikut:
Populasi: Y
= A + B1X1 + B2X2 + B3X3 + ………+ BnXn + e
Atau Y
= B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + ………+ BnXn + e
Sampel
: Y = a + b1X1 + b
2X2 + b 3X3 + ………+ bnXn + e
Atau Y
= b0 + b1X1 + b 2X2 + b 3X3 + ………+ bnXn + e
Penulisan
model sangat beragam. Hal ini dapat dimengerti karena penulisan model sendiri
hanya bertujuan sebagai teknik anotasi untuk memudahkan interpretasi. Penulisan
cara di atas adalah bentuk model yang sering dijumpai dalam beberapa literatur.
Notasi model seperti itu tentu berbeda dengan notasi model Yale. Apa ingin
menganalisis pengaruh Budep dan Kurs terhadap Inflasi dengan mengacu model
Yale, maka notasi model menjadi seperti berikut:
Populasi:
Y = B1.23 + B12.3X2i + B13.2X3i + e
Sampel
: Y = b1.23 + b12.3X2i + b13.2X3i + e
Notasi
model Yale ini mempunyai spesifikasi dalam menandai variabel terikat yang
selalu dengan angka 1. Untuk variabel bebas notasinya dimulai dari angka 2, 3,
4, dan seterusnya.Notasi b1.23 berarti nilai perkiraan Y kalau X2 dan X3
masing-masing sama dengan 0 (nol).
Notasi
b12.3 berarti besarnya pengaruh X2 terhadap Y jika X3 tetap.
Notasi
b13..2 berarti besarnya pengaruh X3 terhadap Y jika X2 tetap.
Penulisan
model dengan simbol Y untuk variabel dependen, dan X untuk variabel independen,
saat ini mulai ada penyederhanaan lagi, yang intinya untuk semakin memudahkan
interpretasi. Berdasar pada keinginan mempermudah dalam mengingat variabel yang
akan dibahas, maka notasi model dapat pula ditulis sebagai berikut:
Inflasi = b0 + b1Budep + b2 Kurs + e
............................... (Pers.f.2)
Penulisan dengan gaya
seperti ini ternyata sekarang lebih disukai oleh penulis-penulis sekarang,
karena memberikan kemudahan bagi para pembacanya untuk tidak mengingat-ingat
arti dari simbol X yang dituliskan, tetapi cukup dengan melihat nama
variabelnya. Dengan pertimbangan tersebut maka cara ini nanti juga akan banyak
digunakan dalam pembahasan selanjutnya.
- Arti
Notasi Model Uraian
Y’ : Variabel
dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 : Variabel
independen
a : Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn =
0)
b : Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun
penurunan)
- Konstanta
merupakan nilai tetap dengan variabel yang berubah dan biasanya
berupa bilangan.
- Koefisien
regresi merupakan gambaran tingkat elastisitas variabel independen,
disebut juga estimator statistik.
- Perbedaannya
terdapat pada jumlah variabel X saja. Dalam regresi linear sederhana hanya
satu X, sedangkan dalam regresi linear berganda variabel X lebih dari
satu.
- Karena
jumlah variabel penjelasnya bertambah. Semakin banyaknya
variabel X ini maka kemungkinan-kemungkinan yang menjelaskan model juga
mengalami pertambahan danuntuk membedakan antara variabel bebas
dengan variabel terikat berjalan satu arah, dimana setiap penurunan atau
peningkatan variabel bebas akan diikuti dengan peningkatan atau penurunan
variabel terikatnya.
- Pencarian
nilai t mempunyai kesamaan dengan model regresi linier sederhana. Hanya
saja pencarian Sb nya berbeda.
- Untuk
mengetahui signifikan atau tidak nilai t hitung tersebut, maka perlu
membandingkan dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar
dibandingkan dengan nilai t tabel, maka variabel penjelas tersebut
signifikan. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel maka
variabel penjelas tersebut tidak signifikan
- Nilai
F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel yaitu
denganmemandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel.
- Jika
nilai F hitung lebih besar dibanding nilai F tabel, maka secara serentak
seluruh variabel penjelas yang ada dalam model signifikan mempengaruhi
variabel terikat Y. Jika nilai F hitung lebih kecil dibandingkan dengan
nilai F tabel, maka tidak secara serentak seluruh variabel penjelas yang
ada dalam model signifikan mempengaruhi variabel terikat Y.
- Sama.
Karena, koefisien determinasi pada dasarnya digunakan untuk mengukur
goodness of fit dari persamaan regresi melalui hasil pengukuran dalam
bentuk prosentase yang menjelaskan determinasi variabel penjelas (X)
terhadap variabel yang dijelaskan (Y).
- Variabel
penjelas dapat dianggap sebagai prediktor terbaik dalam menjelaskan Y
karena tingkat signifikansi variabel tidak hanya dilakukan secara
individual saja tetapi juga dilakukan pengujian seacara serentak
guna menjelaskan apakah telah signifikan dalam menjelaskan variasi
dari variabel yang dijelaskan.
Sumber : Supawi Pawenang, 2017,Ekonometrika, Uniba
supawi-pawenang.blogspot.com http://uniba.ac.id/home
supawi-pawenang.blogspot.com http://uniba.ac.id/home
Tidak ada komentar:
Posting Komentar